Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Lanjutan Genduk Duku

Namun sekali lagi istri Wiraguna itu memanggil gadis remaja yang hanya diam berdiri di ambang kelir gerbang, setengah takut memandang dayang-dayang tua itu. “Ni Sekethi, silakan ambil dulu bunga-bunga gambirmu. Mestinya ada yang penting. Mungkin ada panggilan dari Bendara Raden Ayu Pinundhi, atau dari Tumenggung Singaranu sendiri. (Tersenyum ramah.) Mari, Lusi! Dari mana kau sepagi ini?” Gadis itu kemudian berjongkok dan menyembah, lalu gugup mencoba berungkap, “Maafkan seribu kali, Putri Arumardi, tadi pagi-pagi hamba berbelanja di pasar. Lalu… lalu…” “Sudah, tak mengapa. Membawa warta dari puri Singaranu?” Si gadis tidak langsung menjawab. Ia menunggu sampai dayang-dayang tua dengan pandangan mata melotot melewatinya dan menghilang di balik kelir, ke luar gerbang. Kemudian berlarilah Lusi ke bawah, dan terengah-engah, sesudah memandang ke segala penjuru serba takut, membisikkan sesuatu  yang  sudah menggumpal di dalam dadanya, “Putri Arumardi, lekas pergi dari puri in...

Genduk Duku

GENDUK DUKU DISEBAT , ya disebatlah terus tanpa putus kuda-kuda yang mereka tunggangi, membalap tuntas tenaga, tersengat cambuk tali-tali rotan yang serba mengiris-iris daging binatang-binatang bertubuh ningrat itu; yang kencang meluncur seolah mengiris-iris ruang dan waktu juga, menyibak ruang padang hewan milik istana Susuhunan di Karta yang membentang sangat luas sampai di Pantai Selatan; membelah waktu yang tadi menjadi saksi, ketika keris kekuasaan merenggut hayat dua manusia yang hanya satu kesalahannya, saling mencinta. Secepat-cepatnya, sejauh-jauhnya, semua yang di belakang ingin mereka tinggalkan. Tiga orang. Ternyata wanitalah yang paling depan. Gadis remaja lagi. Yang lainnya, menilik pakaian, sosok, dan roman muka mereka yang udik bloon, laik-layaknyalah abdi-abdi si gadis itu, yang tampak sedang tersayat-sayat oleh suatu kesedihan yang pedih memberang. Mata merah, wajah memeleotkan tangis terengah-engah. Berkali-kali gadis itu membungkuk lebih dalam lagi, tangan kiri...